Pengertian Dan Etiologi Kehamilan Letak Sungsang

1. Pengertian Kehamilan Letak Sungsang


a.   Kehamilan ialah masa yang dimulai dari ketika konsepsi hingga lahirnya janin, lamanya hamil normal ialah 280 hari (40 Minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir, yang dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan I dimulai dari konsepsi hingga 3 bulan, triwulan kedua bulan ke empat hingga 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh hingga 9 bulan (Hanifa Wiknjosastro, 2002).
b.    Letak sungsang ialah kehamilan dengan anak memanjang dengan bokong/kaki sebagai cuilan terendah (Obsteteri Patalogi, 1984)
Letak sungsang ialah letak janin yang memanjang dengan kepala terletak difundus uteri dan bokong menempati cuilan bawah cavum uteri (Wikn Josastro H, 1999).

2. Etiologi Letak Sungsang (Widyastuti, 2002)
Penyebab letak sungsang belum diketahui secara terang tetapi pada umumnya letak sungsang terjadi pada simpulan trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm.
Faktor predisposisi untuk terjadinya letak sungsang disebabkan sebagai berikut:
  • Gangguan Fiksasi, tidak ada tahanan kepala untuk pintu atas pinggul, contohnya pada: 
           1.  CPD :   Pinggul   sempit,   anencephalus,   premature, hydrocephalus,  mikrocephalus
           2.   Placenta Previa
  • Luasnya lubang uterus
  • Hamil kembar bayi yang satu lebih cocok dengan letak sungsang
  • Pergerakan anak kurang atau tidak ada contohnya anak mati
  • Kelainan bentuk uterus, sehingga anak lebih tepat  dengan letak sungsang.
3.  Insidens Letak Sungsang
   Letak sungsang umumnya terjadi pada kehamilan mendekati aterm, namun dilakukan pada proses persalinan dimulai, sering janin berputar impulsif menjadi letak kepala sehingga letak sungsang hanya berkisar 3-4% dari persalinan tunggal (Cunning ham, dkk, 1995)
4.  Diagnosis Letak Sungsang (Cunning ham, dkk, 1995)
a. Diagnosis dengan Anamnesis
b. Diagnosis dengan investigasi luar atau abdomen dalam palpasi:
1. Prasat Leopold
a. Leopold I
b. Leopold II
c. Leopold in
d. Leopold IV
2. Auskultasi
c. Diagnosis dengan investigasi dalam atau v-g*na
d. Diagnosis dengan investigasi penunjang (Pemeriksaan USG)
5. Klasifikasi Letak Sungsang
a. Letak bokong mumi
b. Letak bokong kaki
c. Letak lutut d. Letak kaki
6. Prognosis Letak Sungsang
     Bila dibandingkan dengan presentasi kepala maka pada letak sungsang baik ibu maupun bayi akan menghadap resiko lebih besar. Bagi ibu lantaran frekwensi persalinan lewat operasi lebih tinggi, dengan sektio sesarea maka morbiditas yang lebih tinggi dan moralitas sedikit lebih tinggi ditemukan pada kehamilan yang lebih dipersulit dengan presentasi sungsang macet. Bagi janin lebih jelek prognosisnya pada presentasi sungsang. Faktor penyebab utama kesulitan perinatal ialah kelahiran rematur, hipoksia, stress berat persalinan dan kelahiran kongenital (Cunning Ham Mac. Dkk, 1995).
7.  Penanganan Letak Sungsang
a.       Saat usia kehamilan 7-8 bulan menungging atau sujud.
b.      Latihan lain ialah mengepel setiap hari selama 15 menit.
c.       Versi luar yaitu:
1) Cara melaksanakan versi luar
a)      Pastikan diagnosis telak sungsang
b)      DJA harus dalam keadaan baik.
c)    Apabila bokong sudah turun, keluarkan dulu dalam rongga panggul dengan meletakkan kedua tangan dan yang lain mendorong kepala.
d)  Versi luar dilakukan hendaknya kekuatan ringan tanpa mengadakan paksaan.
2) Kontra Indikasi Versi Luar.
a)      Panggul sempit
b)      Pendarahan Antepartum
c)      Hipertensi
d)     Terdapat faktor resiko tinggi
e)      Hamil kembar
f)       Pernah mengalami tindakan operasi perv*g*nan, ketuban sudah pecah.
g)      Sectio  sesarea, pengeluaran mioma uteri
h)      Penderita mengalami pendarahan selama hamil
3)  Syarat Versi Luar
a)      Dilakukan pada umur kehamilan 36-38 minggu
b)      Pada inpartu dilakukan sebelum pembukaan 4 cm
c)      Bagian terendah belum masuk, masih sanggup dikeluarkan dan PAP
d)     Bayi sanggup dikeluarkan penv*gi*nam
e)   Ketuban nyata atau utuh
4)  Persiapan Melakukan Versi Luar
a)      Dinding abdomen lemas dengan jalan menekuk kaki
b)     Dinding abdomen sanggup ditaburi talk, sehingga gampang melaksanakan versi luar.
5)  Komplikasi Versi Luar
Versi luar menjadikan komplikasi terutama terhadap janin dalam bentuk:
a)   Distress Janin
Distress janin terjadi akhir gangguan sirkulasi darah menuju janin yang disebabkan oleh lilitan talipusat dan simpul tali sentra makin ketat. Perubahan denyut jantung janin lantaran distress janin yaitu cepat diatur 160x/menit, kurang dari 100 x/menit iramanya tidak teratur.
b)   Solusi Placenta
Terlepasnya placenta lantaran tarikan tali sentra atau lilitan tali sentra yang pendek. Gejalahnya ialah distress janin, nyeri abdomen dan perut menjadi tegang.
c)    Terjadi Inpartu
Dengan tindakan versi luar terjadi komplikasi dimulainya his inpartu dengan jarak makin pendek dan kekuatan semakin berat. Memperhatikan besarnya komplikasi terjadi, maka operasi versi luar tidak lagi dilakukan di kurun ilmu kebidanan modem.
d)   Perpaduan Senam Posisi dan musik Klasik
Mengubah letak sungsang menjadi letak kepala dengan metode perpaduan senam posisi dan musik klasik sebagai berikut (Ronald David, 1998).
1. Tahap-tahap Latihan
a)   Tahap Persiapan
(1)   Pemeriksaan  untuk  memastikan,  klien  tidak menderita penyakit hipertensi, diabetes mellitus dan aneka macam penyakit jantung.
(2)   Lakukan investigasi USG untuk memastikan atau menentukan apakah ada placenta previa atau placenta letak rendah.
(3)   Senam dimulai pada umur kehamilan 32-36 minggu.
b)    Tahap Latihan
(1)   Ibu masuk kamar yang terang dan bebas dari kebisingan
(2) Latihan dilakukan sebanyak 3 kali sehari dengan latihan 10-15menit.
(3)   Waktu melaksanakan latihan dikala janin banyak aktivitas, dan perut ibu sedang kosong (belum makan).
(4) Ibu sanggup menentukan salah satu dari dua posisi (breech tilt atau knee chest) sesuai harapan ibu. Keen chest position (posisi lutut dada, dada melekat dilantai), breech tilt position, bokong disokong dengan 3 buah bantal keras ± 30 cm dari lantai dengan lutut ditekuk.
(5) Musik Meletakkan earphone dengan tunjangan plester pada cuilan bawah perut, daerah dimana kepala janin dibutuhkan akan berada.
(6)   Ibu mengosongkan pikiran, santai, rileks, pusatkan pikiran pada hal-hal yang baik sambil mendengung lagu anak-anak, disamping itu mengimanijasi perilaku janin berputar kearah yang benar, dan musik klasik mozart dihidupkan (diperdengarkan).
(7) Bila kepala ibu merasa panas, pusing, mual, hentikan latihan, sanggup diulang keesokan harinya dengan usang latihan kurang dari 5 menit dan secara sedikit demi sedikit ditingkatkan hingga 15 menit.
(8)  Bila latihan belum berhasil selama 2 ahad periu dilaksanakan  pemeriksaan  dokter,  selanjutanya dilakukan latihan selama 2 ahad dengan usang senam 30 menit, kunci keberhasilan tergantung dari motivasi ibu melaksanakan senam ini.
2. Mekanisme Perputaran
Pada prinsipnya posisi knee chest maupun breech tilt ialah sama, namun pada posisi sreech tilt keluhannya lebih banyak. Untuk itu lebih cendung menganjurkan posisi chest. Perputaran terjadi dalam 3 gerakan;
a)   Posisi Knee chest ditambah dengan gaya gravitasi berat tubuh janin, maka kepala janin akan jatuh kearah fundus uteri.
b)  Gaya gravitasi yang terus menerus, mengakibatkan kepala janin akan lebih fleksi sehingga dagu janin menyentuh dadanya.
c)  Berat tubuh serta penukaran, dibantu oleh perjuangan janin sendiri yang berusaha mencari bunyi musik klasik lebih jelas. Bersamaan dengan itu terjadilah rotasi menjadi letak lintang dan seterusnya  letak kepala.
3.  Faktor yang mempengaruhi kegagalan perputaran menjadi persentasi belakang kepala.
a)    Lilitan tali pusat
b)  Lokalisasi inters  plasenta (plasenta intersi di kornu uteri, yang berhadapan dengan muka janin.
c)    Kelainan-kelainan bentuk uteri (bikomis, subseptis)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...