Pemeriksaan Pasien Hipertensi (Darah Tinggi)

Hipertensi atau Darah Tinggi sangat sering ditemukan, biasanya tanpa tanda-tanda klinis, mempunyai potensi ancaman namun sanggup diterapi. Oleh karenanya, investigasi tekanan darah harus menjadi mekanisme rutin.
Anamnesis
Hipertensi umumnya asimtomatik. Kadang-kadang disertai dengan nyeri kepala, malaise, atau tanda-tanda lain yang memperlihatkan diagnosis penyebab.
Cari tahu berapa usang pasien telah mengalami hipertensi (misalnya pengukuran di kawasan praktik dokter umum, selama kehamilan, dalam catatan rumah sakit, di klinik).
Hipertensi sanggup mengakibatkan gagal ginjal, gagal jantung, gangguan penglihatan, stroke dan lain-lain. Penyebab hipertensi yang lebih jarang yang mempunyai tanda-tanda spesifik ialah :
a. Sindrom Cushing (berat tubuh bertambah, hirsutisme, gampang memar).
b. Feokromositoma (gejala paroksismal : palpitasi, kolaps, dan merona merah atau flushing).
c. Penyakit ginjal (hematuria mikroskopik / proteinuria dan tanda-tanda gagal ginjal).
Riwayat Penyakit Dahulu
Adakah riwayat stroke, TIA, penyakit jantung, penyakit ginjal ?
Adakah riwayat faktor risiko vaskular lain ?
Riwayat Keluarga
Terdapat penyebab hipertensi turunan yang sangat jarang (misalnya sindrom Liddle) namun terdapat pula komponen genetik umum untuk terjadinya hipertensi.
Obat-Obatan
Apa pengobatan yang sekarang atau pernah dijalani pasien ? Apakah pasien mempunyai intoleransi terhadap obat ?
Tanyakan konsumsi alkohol pasien.
Riwayat Sosial
Tanyakan metode nonfarmakologis (mislanya olahraga, penurunan berat badan, penurunan masukan natrium dari makanan).
Tanyakan riwayat merokok dan diet.
Pertanyaan Langsung
Nyeri kepala, gangguan penglihatan ?
Pemeriksaan Fisik
Pengukuran Tekanan Darah Tinggi Dengan Stetoskop
a. Mintalah pasien duduk ditempat damai dan sunyi dengan tangan disandarkan pada penyangga sehingga titik tengah lengan atas setinggi jantung.
b. Pastikan ukuran manset cukup besar : panjangnya harus mengelilingi lebih 80 persen lengan atas.
c. Letakkan manset sehingga garis tengahnya terletak diatas denyut nadi arteri brakialis, dengan tepi bawah manset 2 cm diatas fosa antekubiti dimana kepala stetoskop diletakkan.
d. Kembangkan manset dan tentukan tingkat tekanan dimana denyut brakialis menghilang dengan palpasi.
e. Lakukan auskultasi di atas arteri brakialis dan kembangkan manset hingga 30 mmHg di atas tingkat tekanan yang sebelumnya ditentukan dengan palpasi.
f. Kempiskan manset perlahan sambil mendengarkan munculnya (fase I) suara Korotkoff, mulai mengaburnya (fase IV), dan menghilang (fase V).
g. Ulangi beberapa kali, catat tekanan sistolik (fase I) dan diastolik (fase V).
h. Cari perbedaan postural dalam pengukuran TD.
Pemeriksaan Fisik Lanjutan
Periksa nadi.
Periksa hipertrofi ventrikel kiri (denyut apeks berpengaruh angkat, bergeser kalau ada dilatasi sekunder), dipstik urin, dan hasil investigasi mikroskopik.
Periksa funduskopi.
Periksa perlambatan denyut radialis-femoralis (koarktasio).
Periksa tampilan Cushingoid.
Periksa bruit abdominalis.
Periksa defisit neurologis (TIA, CVA).
Periksa tanda-tanda gagal jantung.
Periksa dipstik urin untuk mencari darah dan protein.
Pemeriksaan Penunjang Lini Pertama
Pemeriksaan penunjang lini pertama ialah EKG, kreatinin, dan kalium. Jika ragu mengenai hipertensi, lakukan pengukuran ambulatori dalam 24 jam.
Nilai seluruh risiko kardiovaskular (usia, jenis kelamin, riwayat merokok, kolesterol, dan setiap penyakit vaskular yang diketahui) alasannya ialah sanggup menghipnotis TD di mana terapi TD mungkin memperlihatkan manfaat.
Sumber Rujukan :
Jonathan Gleadle, 2005, Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik, Penerjemah : Annisa Rahmalia, Penerbit Erlangga : Jakarta.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

loading...